Thursday, May 24, 2018
Sunday, May 20, 2018
Saturday, May 12, 2018
ARTIKEL PT SEMEN CONCH BOLMONG
Bolaang Mongondow merupakan kabupaten yang kaya dengan sumber daya alam. Beberapa endapan bahan galian bisa di temukan di tempat ini contohnya emas, tembaga, gamping, pasir besi, mangan, andesit. endapan tersebut tentu membawa dampak yang cukup besar terhadapa perkembangan ekonomi daerah.Saat ini sudah banyak perusahan yang masuk di kabupaten bolaang mongondow contohnya yang besar adalah PT J RESOURCES yang mengolah emas di bolaang mongondow selatan, dan PT SEMEN CONCH yang mengolah semen di lolak.
PT Conch North Sulawesi Cement di Bolmong kini di ujung tanduk. Setelah tak kunjung mendapat kejelasan izin operasi dari pemprov. Perusahaan asal Tiongkok itu terus digugat masyarakat sekitar. Terbaru, pantauan Manado Post, sekelompok massa menduduki Kantor DPRD Bolmong, kemarin. Massa yang menamakan diri sebagai Aliansi Lingkar Tambang PT Conch meminta para wakil rakyat ikut memperjuangkan kejelasan upah mereka.Baik warga yang berdomisili di Desa Solog, Diat, Kaiya serta Inobonto, IV. Warga desa yang berada di seputaran perusahaan lingkar tambang PT Conch, meminta kejelasan Upah Minimum Provinsi (UMP) buruh yang bekerja di perusahan produsen semen itu.Pasalnya, ganti rugi lahan belum diselesaikan. Mereka juga meminta perusahaan PT Conch memprioritaskan tenaga lokal. “Kami juga meminta kepada Anggota DPRD untuk membentuk Panitia Khusus (Pansus), terkait dengan penyelesaian kasus yang ada di perusahaan PT Conch dan mendesak kepada Pemkab untuk Memorandum Of Understanding (MOU) bersama PT Conch terkait kesepakatan antara perusahaan dan pihak kepemilikan tanah untuk dipekerjakan di perusahaan," ungkap tuntutan perwakilan massa Muklis Damogalat.Salah satu warga lingkar tambang yang mewakili kaum tani Rasman Mahanu dalam orasinya juga mengatakan aktivitas PT Conch sudah sangat mengganggu kehidupan warga yang ada di lingkar tambang. "Kami mau makan apa, sementara kami hanya bertani di wilayah tersebut, kalau PT Conch akan mengambil alih lahan tersebut, kami tidak tahu lagi mau cari nafkah di mana," katanya.Sementara itu, Fahri Bahmit perwakilan kaum nalayan dalam orasinya mengatakan, mereka merasa terganggu dengan adanya pembangunan dermaga. "Kami dari nelayan tidak lagi mendapat ikan dengan adanya pembangunan dermaga, karena aktivitas yang mengeluarkan bunyi ketukan-ketukan yang keras. Kami tahu, dari pihak Dishub Bolmong sudah turun, tetapi pada saat pihak Dishub pulang, pekerjaan pembangunan dermaga terus dilanjutkan. Kami tegaskan, kalau tidak segera diselesaikan, kami akan bertindak anarkis," tegasnya. Perwakilan buru Suparman Langkau, menuturkan selaku buru di PT Conch merasa diabaikan. "Masalah kecilnya upah yang diberikan. Pekarja dari Cina saja, datang di Indonesia diberi upah 600 ribu per hari, sementara kami masyarakat asli Indonesia hanya diberi upah 95 ribu per hari. Juga, jaminan kesehatan untuk kami tidak ada, hanya janji saja," tegas dia.Wakil Ketua DPRD Bolmong Kamran Muchtar Podomi yang menerima aspirasi para pengunjukrasa berjanji akan segera ditindaklanjuti. "Apalagi Pihak Pemkab dan dinas terkait sudah hadir, kita akan saling klarifikasi antara permasalahan yang diutarakan dengan dinas terkait. Selanjutnya persoalan ini akan segera diselesaikan," tutupnya.Manajemen PT Conch saat coba dikonfirmasi kemarin, menurut seorang pekerja, bagian humasnya sedang tidak berada di lokasi. “Nanti balik Senin saja. Kami tidak bisa bicara. Nanti pimpinan kami yang sampaikan,” singkatnya kepada harian ini.(jen/gnr)https://tambang22.blogspot.co.id/2018/05/energi-alternatif.html
Friday, May 11, 2018
ARTIKEL SUMBER DAYA MINERAL SUMATERA UTARA
TUGAS
TAMBANG MINERAL DAN BATU BARA DI SUMATERA UTARA
Disusun
Oleh :
NIM : 112.160.012
PLUG : 7
LABORATORIUM
PETROLOGI
SIE MINERALOGI
PROGRAM
STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS
TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS
PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2017
Potensi tambang mineral dan
batubara di Sumatera Utara sangat luarbiasa. Namun hingga saat ini masih banyak
lahan pertambangan yang belum dikelola.
Misalnya untuk tambang timah
hitam. Saat ini setidaknya di Sumut memiliki ladang timah hitam dan mineral
pengikut (dmp) seluas kurang lebih 7.800 Ha. 3.500 Ha berada di Desa Vinarik,
Kecamatan Dolok Sigompulon, Kabupaten Padanglawas Utara. Sedangkan sisanya,
sekitar 4.300 Ha ada di wilayah Kotanopan, Kabupaten Mandailing Natal. Itu
hanya untuk timah hitam saja. Belum termasuk pertambangan emas DMP yang luasnya
lebih dari 78 ribu hektare dan belum dikelola.
Desa Sinunukan, Kecamatan Natal,
Kabupaten Mandailing Natal (Madina) termasuk daerah yang memiliki 'ladang' emas
yang belum dikelola. Yakni sekitar 35.200 hektare. Kecamatan Bantahan, Madina
juga memiliki lahan tambang emas seluas 13.400 Ha. Tak hanya di Madina.
Padanglawas Utara juga memiliki lahan untuk tambang emas sekitar 23 ribu Ha.
Yakni di Desa Rokare Simaninggir, Kecamatan Padang Bolak seluas 9 ribu Ha. Desa
Slombom Kecamatanan Padang Bolak Julu seluas 8.200 Ha dan Desa Garugur,
Kecamatan Padang Bolah seluas sekitar 6.400 Ha.
Sumber Daya
Mineral menyebar mulai dari Kabupaten Mandailing Natal di sebelah selatan,
terus di Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Kabupaten Humbang,
Kabupaten Dairi di sebelah utara. Jenis mineral dan sumber daya alam yang
potensial secara ekonomi bisa ditemukan di sepanjang wilayah Pantai Barat ini
antara lain adalah Emas, Perak, Timah Hitam, Tembaga dan Panas Bumi untuk
Pembangkit Listrik. Namun wilayah ini sangat minim dilaksanakan kegiatan
eksplorasi, untuk dapat menentukan lokasi dan potensi mineral-mineral tersebut.
Minimnya kegiatan eksplorasi tersebut
disebabkan 2 faktor utama yaitu Eksplorasi membutuhkan biaya yang besar dan
waktu yang cukup lama. Kemudian sulitnya mendapatkan izin masuk hutan dari Departemen
Kehutanan (IPPKH) untuk melakukan kegiatan eksplorasi. Provinsi Sumut bersama
kabupaten yang kaya potensi mineral, harus memperbanyak lagi industri sektor
pertambangannya ke depan jika ingin berkembang lebih baik dari kondisi saat
ini, dengan membuka pintu lebar-lebar bagi investor, baik investor dalam negeri
maupun asing.
hingga saat ini masih sangat minim dilakukan eksplorasi di wilayah-wilayah yang kaya akan mineral ini. Saat ini, masih Tambang Emas Martabe di Tapsel yang eksisting melakukan eksploitasi (penambangan).
Sedangkan Sorik Mas
Mining (SMM) di Madina, Dairi Prima Mineral (DPM) untuk timah hitam di Dairi
dan Panas Bumi di Sarulla Taput, secara umum masih dalam tahap eksploitasi.
Tidak hanya itu Sumut juga masih memiliki beberapa bahan tambang, seperti
minyak dan gas bumi di daerah lepas pantai Selat Malaka, Pulau Nias, dan daerah
perbatasan Sumatra Utara dengan Riau. Hasil tambang batu bara banyak terdapat
di Kabupaten Langkat, Tapanuli Tengah, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan,
Labuhan Batu, Nias, dan dataran tinggi Karo. Sementara emas, perak, tembaga,
dan seng banyak terdapat di Kabupaten Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Asahan,
Langkat, dan tanah Karo. Selain itu, Sumut memiliki bahan galian seperti
andesit, pasir kuarsa, batu kali/koral, batu apung, pasir bangunan, granit,
obsidin, koalin, marmer, dan batu kapur yang juga cukup potensial untuk
dikembangkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Alamudi,Arifin Al. 2012. Potensi
tambang sumut luar biasa. Available at
http://medan.tribunnews.com/2012/01/13/potensi-tambang-sumut-luar-biasa
Anonim.2014.
mimbar birokrasi. Available at
http://mimbarbirokrasi.blogspot.co.id/2014/06/pantai-barat-sumut-potensial.html
Thursday, May 10, 2018
Thursday, April 26, 2018
Subscribe to:
Posts (Atom)