Thursday, May 10, 2018

ENERGI ALTERNATIF

My title page contents

ABSTRAK

PEMANFAATAN GAS BUANG  HASIL PEMBAKARAN DARI OPERASIONAL 
PABRIK PENGOLAHAN INDUSTRI SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF  YANG RAMAH
LINGKUNGAN
Oleh
1.  I Wayan Sudarmaja             (Nim. 112160012)
2.  Muhamad Nazar Gasnawi    (Nim. 112160025)
3.  Rauli Srimaya Purba            (Nim. 122160006)
UPN’’ VETERAN YOGYAKARTA
Penulisan karya ini bertujuan untuk memaparkan pemanfaatan Gas buang hasil pembakaran operasional pabrik pengolahan industri sebagai energi alternatif yang ramah lingkungan. Adapun yang menjadi latar belakang penulisan ini seperti kita ketahui Indonesia merupakan negara yang banyak akan industri dimana dari pengolahan industri tersebut akan menghasilkan  permasalahan penanganan limbah cair, padat, maupun gas dan itu dapat menyebabkan rusaknya lingkungan seperti pecemaran air, tanah dan polusi udara yang dapat membahayakan pemanasan global. Polusi udara banyak di akibatkan dari banyaknya pabrik pegolahan industri yang kurang memperhatikan kesehatan lingkungan. Maka dari itu perlu kita melakukan perbaikan  penanganan limbah gas buang yang di hasilkan dari operasional pabrik pengolahan. 
Dengan demikian Gas buang yang dihasilkan dari hasil pembakaran ini mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi energi alternatif sebagai pengganti Batubara dan BBM.  Pengembangan bisa dilakukan dengan teknologi yang mampu menyerap gas buang dan diolah dalam suatu alat yang bernama ‘’Waste Heat Recovery Power Generation’’ dengan memanfaatkan energi panas yang dihasilkan dari pembakaran,  alat ini mampu mengurangi Emisi CO2 sebesar 120.000 ton pertahun, 
Gas buang hasil pembakaran operasional pengolahan semuanya dapat di olah dengan alat ini dengan cara mengubah energi panas menjadi energi listrik. Dengan alat ini kita mampu menghasilkan sebuah energi alternatif yang dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Dalam operasionalnya tidak menggunakan batu bara atau BBM, namun menggunakan panas dari gas buang operasional pabrik, sehingga  ramah lingkungan. Tugas kita hanya menjaga pipa-pipa pengaliran limbah tersebut agar tidak bocor sehingga tidak menimbulkan resiko yang berbahaya. Dengan ini perusahan industri mampu mengurangi biaya operasional, sekaligus berkontribusi dalam mengurangi emisi CO2 sebagai penyumbang gas rumah kaca yang cukup besar, selain dari itu dapat meningkat kesejahteraan  rakyat yang ada di sekitar pabrik pengolahan industri. Dengan ini kita mampu menumbuhkan perkembangan energi alternatif yang ada di indonesia. 
Kata kunci : Pengembangan energi alternatif, Lingkungan, Limbah, Gas buang hasil pembakaran, Waste Heat Recovery Power Generation.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Energi merupakan kebutuhan pokok bagi penunjang hidup manusia. Khususnya energi listrik kebutuhan energi listrik di indonesia masih kurang karena masih dibeberapa daerah di indonesia belum di aliri energi listrik sehingga mempunyai pengaruh terhendap kesenjangan sosial,ekonomi, dan politik. Selama ini energi masih mengandal energi yang tidak dapat diperbarui (renewable)  misalnya minyak bumi, gas alam, dan batu bara sebagai penyangga utama kebutuhan energi. Namun pada kenyataan kebutuhan minyak bumi, gas alam dan batu bara semakin langka dan mahal harganya, sehingga pencarian energi alternatif terus dikembangkan guna memenuhi kebutuhan energi dalam jangka panjang. Energi alternatif adalah solusi terbaik untuk meningkatkan peran energi terbarukan dalam rangka menjamin keamanan pasokan energi untuk memenuhi energi nasional yang semakin meningkat. Sedangkan pemanfaatan sumber Energi terbarukan (renewable) yang dapat dimanfaatkan antara lain panas bumi, matahari, air, angin, biomassa, dan biogas masih sangat minim sehingga perlu ditingkat pemanfaatan sumber energi terbarukan (renewable) secara berkelanjuta, mengingat potensi yang ada di negara Indonesia begitu banyak.
seperti kita ketahui Indonesia merupakan negara yang banyak akan industri dimana dari pengolahan industri tersebut akan menghasilkan permasalahan penanganan limbah cair, padat, maupun gas dan itu dapat menyebabkan rusaknya lingkungan seperti pecemaran air, tanah dan polusi udara yang dapat membahayakan pemanasan global. Polusi udara banyak di akibatkan dari banyaknya pabrik pegolahan industri yang kurang memperhatikan kesehatan lingkungan. Maka dari itu perlu kita melakukan perbaikan  penanganan limbah gas buang yang di hasilkan dari operasional pabrik pengolahan industri semen.
1.2. Rumusan masalah
a.       Bagaimana cara untuk memanfaatkan Gas buang hasil pembakaran operasional pabrik pengolahan industri semen  menjadi energi  alternatif yang ramah lingkungan?
b.      Bagaimana cara Operasional WHPRG ?
1.3. Tujuan penulisan
a.       Mengetahui cara untuk memanfaatkan gas buang hasil pembakaran industri menjadi energi yang ramah lingkungan
b.      Mengetahui bagaiman operasional WHRPG
1.4. Manfaat Penulisan
a.       Mengembangkan wawasan penulis maupun pembaca mengenai pemanfaatan gas buang hasil pembakaran operasioanal pabrik menjadi energi alternatif yang ramah lingkungan.
b.      Agar masyarakat sadar bahwa industri pengolahan pertambangan tidak merusak lingkungan

BAB II

TINJAUAN PUSATKA

2.1. Pengertian gas buang
Emisi gas buang adalah sisa hasil pembakaran bahan bakar didalam mesin pengolahan operasional pabrik.
a.       Komposisi gas buang
Sisa hasil pembakaran berupa air (H2O), gas CO atau disebut juga karbon monooksida yang beracun, CO2 atau disebut juga karbon dioksida yang merupakan gas rumahkaca, NOx senyawa nitrogen oksida, HC berupa senyawa Hidrat arang sebagai akibat ketidak sempurnaan proses pembakaran serta partikel lepas.
b.      Faktor emisi
Apabila sejumlah tertentu bahan bakar dibakar, maka akan keluar sejumlah tertentu gas hasil pembakarannya. Sebagai contoh misalnya batu bara yang umumnya. ditulis dalam rumus kimianya sebagai C (karbon), jika dibakar sempurna dengan O2 (oksigen) akan dihasilkan CO2 (karbon dioksida). Namun pada kenyataannya tidaklah demikian.
c.       Pengolahan limbah industri- limbah gas
Ternyata untuk setiap batubara yang dibakar dihasilkan pula produk lain selain CO2, yaitu CO (karbon monoksida), HCHO (aldehid), CH4 (metana), NO2 (nitrogen dioksida), SO2 (sulfur dioksida) maupun Abu. Produk hasil pembakaran selain CO2 tersebut, umumnya disebut sebagai polutan (zat pencemar). Faktor emisi disini didefinisikan sebagai sejumlah berat tertentu polutan yang dihasilkan oleh terbakarnya sejumlah bahan bakar selama kurun waktu tertentu. Dari definisi ini dapat diketahui bahwa jika faktor emisi sesuatu polutan diketahui, maka banyaknya polutan yang lolos dari proses pembakarannya dapat diketahui jumlahnya persatuan waktu.
d.      Sebaran polutan
Polutan yang diemisikan dari sistem akan tersebar ke atmosfer. Konsentrasi polutan di udara sebagai hasil sebaran polutan dari sumber emisi dapatdiperkirakan dengan berbagai pendekatan, diantaranya adalah dengan model kotakhitam (black box model), model distribusi normal Gaussian (Gaussian Model), dan model lainnya.
e.       Plume rise (kenaikan kepulan asap)
Gerakan ke atas dari kepulan gas dari ketinggian cerobong (stack), hingga asap mengalir secara horisontal dikenal sebagai “plume rise” atau kenaikan kepulan asap. Kenaikan ini disebabkan adanya momentum akibat kecepatan vertikal gas maupun perbedaan suhu “flue gas” dengan udara ambien. Karena adanya plume rise ini, tinggi stack secara fisik tidak dapat digunakan pada persamaan Gauss. Sebagai gantinya, tinggi stack perlu ditambah dengan tinggi kenaikan kepulan asapsehingga dikenal adanya tinggi stack efektif.
2.2. Pengertian waste heat recovery power generation

Gambar 2.1. Proses aliran pengolahan gas buang


Pembangkit Listrik  Waste Heat Recovery Power Generation adalah pembangkit listrik yang memanfaatkan energi panas dari uap (steam) untuk memutar turbin sehingga dapat digunakan untuk membangkitkan energi listrik melalui generator. Cara kerja alat ini hampir sama dengan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), tetapi bahan bakar yang digunakan untuk mengoperasikan PLTU adalah batu bara dan minyak bumi sedangkan Waste Heat Recovery Power Generation menggunakan panas dari gas buang hasil pembakaran. 
Proses aliran 


Gambar 2.2  Rancangan susunan alat Waste Heat Recovery Power Generation
Sumber ( PT. Semen Indonesia,2016)
       Boiler (SP Boiler & AQC Boiler)
Boiler berfungsi untuk mengubah air (feed water) menjadi uap panas lanjut (superheated steam) yang akan digunakan untuk memutar turbin ,dengan cara memanfaatkan panas dari gas buang Peran utama boiler AQC: 
(1)  produksi steam super panas, untuk turbin uap untuk menghasilkan listrik
(2)  suplai air untuk tungku SP Boiler.
       Turbin, kapasitas 30 MW 
Steam turbine (turbin uap) yang berfungsi untuk memutar generator, terdiri dari HP (high-pressure) turbine, IP (intermediate-pressure) turbine dan LP (low-pressure) turbine.
       Generator 30 MW
sebuah alat yang mengubah energi mekanik (gerak) menjadi energi listrik (arus tegangan).
       Condenser 
berfungsi untuk mengkondensasi uap air yang berasal dari turbin uap sehingga berubah fase menjadi cair kembali. Kondesor menjadi salah satu komponen yang paling penting pada water-steam cycle karena pada alat ini terjadi perpindahan panas (panas laten) yang masih terkandung di dalam uap air menuju media pendingin seperti air laut atau air dari cooling tower.
       Cooling tower & Pompa tower merupakan bagian dari utilitas yang banyak digunakan. Dimana cooling tower memproses air yang panas menjadi air dingin yang digunakan kembali dan bisa dirotasikan. Cooling tower juga salah satu alat yang berfungsi mengolah air untuk mengatasi masalah polusi lingkungan, sedangkan pompa digunakan untuk memompa air umpan ke dalam boiler steam. Air dapat disediakan baru atau kembali kondensat yang dihasilkan sebagai hasil dari kondensasi uap yang dihasilkan oleh boiler.
       Flasher 
Memisahkan fluida kerja antara uap dengan cair, produk uap dialirkan ke    turbin pada low pressure sedangkan yang cair dikembalikan ke Boiler A     (economizer). 
       Demineralizer
Berfungsi untuk menghilangkan kadar mineral (ion) yang terkadung dalam air tawar. Air sebagai fluida kerja Waste Heat Recovery Power Generation  harus bebas dari mineral, karena jika air masih mengandung mineral berarti konduktivitasnya masih tinggi sehingga dapat menyebabkan terjadinya GGL (gaya gerak listrik) induksi pada saat air tersebut melewati jalur perpipaan di dalam Waste Heat Recovery Power Generation. Hal ini dapat menimbulkan korosi pada peralatan Waste Heat Recovery Power Generation.
       Dust settling chamber sistem yang digunakan untuk meningkatkan kualitas udara yang dikeluarkan dari proses industri dan komersial dengan mengumpulkan debu dan kotoran lainnya dari udara atau gas. Dirancang untuk menangani beban debu bervolume tinggi, sistem pengumpul debu terdiri dari blower, filter debu, sistem pembersihan filter, dan wadah debu atau sistem penghapus debu. Ini dibedakan dari pembersih udara, yang menggunakan filter  untuk menghilangkan debu.
       Alat transport, Ducting & Piping 
Fungsi pipa ducting adalah sepagai jalur perpindahan polusi udara yang keluar dari ruang produksi.
       Make-up water : dengan kapasitas tertentu
Pada boiler dikenal adanya close loop system. Dalam close loop system berarti  menjadi uap akan di kondensasikan untuk digunakan kembali sebagai bahan baku uap. Dengan menggunakan air yang sama, maka akan mengurangi biaya operasi. Dalam proses ini tetap diperlukan air penambah (make-up water) dengan jumlah sesuai dengan water losses yang terjadi selama siklus air.
Pada Waste Heat Recovery Power Generation, bagian yang mengatur penggunaan kembali air pengisi boiler ini adalah condensate system. Condenser merupakan bagian utama dari condensate system. Pada condenser ini uap akan dikondensasikan menjadi air, dimana air ini akan digunakan lagi sebagai feedwater.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 
Penelitian dilakukan di kantor pusat PT SEMEN INDONESIA, pada tanggal 8 Maret 2018.
3.2. Teknik Analisis Data 
Teknik analisis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah penulisan deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orangdan perilaku yang dapat diamati. (Bogdan dan Taylor, 1990).  
3.3. Metode penulisan
Penelitian dengan judul “PEMANFAATAN GAS BUANG  HASIL PEMBAKARAN DARI OPERASIONAL  PABRIK PENGOLAHAN INDUSTRI SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF  YANG RAMAH LINGKUNGAN’’ adalah karya tulis ilmiah yang menerapkan metode pengambilan data dengan  studi literatur (library research) dari buku-buku literatur tentang Energi Baru dan Terbarukan, dan dari web-web resmi Energi Baru dan terbarukan, manfaat gas buang sebagai energi alternatif, jurnal efisiesi Waste Heat Recovery Power Generator, dan berita mengenai PT. SEMEN INDONESIA. Metode penelitian ini adalah Penelitian Deskriptif , yang bertujuan nuntuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu.
Selain dari itu pengambilan data dalam karya ilmiah ini adalah dengan melakukan wawancara langsung dengan menager perusahan PT. SEMEN INDONESIA mengenai penanganan limbah gas buang yang dihasilkan oleh operasional pabrik pengolahan tersebut, di mana penangan limbah gas buang dan bahan limpah cair lainya di olah menjadi energi listrik yang dapat dimanfaatkan oleh perusahan dan masyarakat sekitar perusahan. Pengambilan data yang kedua menggunakan observasi, merupakan salah satu alat penting untuk pengumpulan data dalam penelitian kualitatif. Pengamatan tersebut didasarkan pada tujuan riset dan pernyataan riset. Berdasarkan pada dua bentuk keterlibatan, yaitu partisipasi dan pengamatan secara langsung maupun tidak langsung, dan kebetulan pada saat itu saya melakukan kuliah lapangan dan sekalian data tersebut kami jadikan tulisan ilmiah.
Data yang didapat dalam penelitian ini meliputi :
a.       Lokasi perusahan Tuban, Jawa Timur
b.      Bahan Bakar yang digunakan oleh pabrik semen untuk memanaskan semen adalah batu bara
c.       Jumlah Emisi yang di dapat ditangani sekitar 20.000 ton/tahun
d.      Limbah yang didapat di manfaatkan sebagai energi panas dari hasil pembakaran  berasal dari pemanasan klinker dan gas buang dari pabrik tersebut
e.       Alat yang digunakan adalah Waste Heat Recovery Power Generation
f.       Kapasitas Energi yang dihasilkan sekitar 30 MW
g.       Boiler yang digunankan yaitu
1.      SP Boiler
2.      AQC Boiler

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Bagaimana cara pemanfaatan gas buang
1.     Identifikasi Masalah
Seperti kita ketahui bidang industri membawa dampak negatif dan positif bagi perkembangan sebuah negara. Pengaruh pertumbuhan sebuah negara di pengaruhi oleh perkembangan industri di negara tersebut. Indonesia saat ini menjadi negara berkembang karena di ikuti oleh pengaruhi  pertumbuhan industri yang sangat pesat. Dengan perkembang tersebut para perusahan bersaing untuk menjadi perusahan yang lebih baik dan mempunyai kualitas bersaing, mulai dari produk yang dihasilkan, cara pemberdayaan masyarakat, dan cara penanganan limbah yang dihasilkan oleh pabik perusahan, limbah yang dihasilkan oleh operasional pabrik memberikan dampak negatif dan positif, contohnya dampak negatifnya menyebabkan pencemaran tanah, air,udara, dan lingkungan hidup sekitar perusahan dan dampak positifnya memberikan sumber energi terhendap perusahan. Contoh jenis limbah yang dihasilkan oleh operasional pengolahan adalah  limbah, padat, cair, dan gas. Contoh limbah gas adalah gas buang yang dihasilkan dalam peroses pengolahan yang berupa emisi CO2 dan gas lainya. Limbah ini dapat menyebabkan polusi udara dan berpengaruh pada pemanasan global. Pemanasan global adalah kenaikan suhu permukaan bumi yan disebabkan oleh peningkatan keluaran (emisi) gas rumah kaca, seperti; karbondioksida, metana, dinitro oksida, hidrofluorokarbon, perfluorokarbon, dan sulfur heksafluorida di atmosfer.Industri semen adalah salah satu industri penhasil limbah gas. Bahan pencemar industri semen berasal dari hasil pembakaran operasional pengolahan. Bahan pencemar mengandung unsur/bahan kimia yang berbahaya seperti Sisa hasil pembakaran berupa air (H2O), gas CO atau disebut juga karbon monooksida yang beracun, CO2 atau disebut juga karbon dioksida yang merupakan gas rumahkaca, NOx senyawa nitrogen oksida, HC berupa senyawa Hidrat arang sebagai akibat ketidak sempurnaan proses pembakaran serta partikel lepas. Sehingga permaslahan limbah merupakan permasalahan yang berat untuk ditangani dan biaya yang cukup mahal.
Permasalahan dunia saat ini adalah bagaimana cara mengurangi emisi gas buang dari hasil pembekaran. Beberapa cara telah dilakukan dalam penanganan limbah gas yang menyebabkan pencemaran udara. Yang sering kita dengar adalah menanam pohon, mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, hingga penerapan hari Eart Day dimana negara di seluruh dunia memperingatinya. Hari Bumi merupakan kampanye untuk mengajak orang peduli terhadap lingkungan hidup. Gerakan untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap planet yang ditinggali manusia ini yaitu bumi. Hari Bumi telah menjadi sebuah gerakan global yang mendunia hingga kini. Pelaksanaannya di seluruh dunia dikordinasi oleh Earth Day Network’s, sebuah organisasi nirlaba beraggotakan berbagai LSM di seluruh dunia.  Dengan cara ini belum begitu mempunyai pengaruh besar dalam menguragi emisi gas buang.
2.     Analisis Masalah
Selama ini informasi mengenai penanganan limbah Industri biasanya sudah di ketahui oleh masyarakat, sehingga masyarakat di wajibkan untuk peduli terhadap lingkungan. Tetapi dalam industri di Indonesia masih ada beberapa industri yang tidak peduli dengan kesehatan lingkungan.. Sebenarnya di lihat dari informasi media banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi emisi gas hasil pembakaran mulai dari menanam pohon, menggunakan alat Wet Scrubber, Cyclon, Thermo Electric, Waste Heat Recovery Power Generation dan lain-lain. Dari penggunaan fasilitas layanan informasi tersebut masih banyak hal yang dapat dikembangkan oleh Perusahan  salah satunya adalah teknologi pembangkit listrik Waste Heat Recovery Power Generation. Pengelolaan Waste Heat Recovery Power Generation  selama ini dilakukan oleh beberapa perusahan dengan kapasitas  listrik sekitar 8,5 MW oleh masing-masing pengelola sesuai informasi yang ingin mereka sampaikan. Bagi pemerintah dan perusahan pemanfaatan Waste Heat Recovery Power Generation perlu dikembang kaspasitasnya. Dengan cara menaikan kapasitas alat Waste Heat Recovery Power Generation.
 4.  Prinsip kerja alat Waste Heat Recovery Power Generation
Waste Heat Recovery Power Generation adalah teknologi pemanfaatan gas buang pembuatan klinker yang diubah menjadi tenaga listrik. Proses pemanasan air menjadi uap yang bertekanan (steam) menggunakan dua buah boiler, yaitu AQC (Air Quicking Cooling) Boiler dan SP (Super Preheater) Boiler. Pemanasan di AQC Boiler menggunakan gas hasil dari pendinginan klinker (bahan baku semen), sedangkan di SP Boiler menggunakan limbah gas dari preheater. Selanjutnya steam yang terbentuk di teruskan ke turbin untuk memutar turbin. Perputaran turbin ini dilanjutkan menuju generator dan menghasilkan energi listrik
Prinsip kerja Waste Heat Recovery Power Generation adalah dengan menggunakan siklus air-uap-air yang merupakan suatu sistem tertutup air dari kondensat atau air dari hasil proses pengondensasian di kondensor dan air make up water (air yang dimurnikan) dipompa oleh condensat pump ke pemanas tekanan rendah. Disini air dipanasi kemudian dimasukkan oleh daerator untuk menghilangkan oksigen, kemudian air ini dipompa oleh boiler feed water pump masuk ke economizer. Dari economizer yang selanjutnya dialirkan ke pipa untuk dipanaskan pada tube boiler. Pada tube, air dipanasi berbentuk uap air. Uap air ini dikumpulkan kembali pada steam drum, kemudian dipanaskan lebih lanjut pada superheater sudah berubah menjadi uap kering yang mempunyai tekanan dan temperatur tinggi, dan selanjutnya uap ini digunakan untuk menggerakkan  turbin tekanan tinggi,. Hasil dari putaran poros turbin kemudian memutar poros generator yang dihubungkan dengan coupling, dari putaran ini dihasilkan energi listrik. Energi listrik yang dihasilkan dari generator disalurkan dan didistribusikan lebih lanjut ke pelanggan. Uap bebas dari turbin selanjutnya dikondensasikan dari kondensor dan bersama air dari make up water pump dipompa lagi oleh pompa kondensat masuk ke pemanas tekanan rendah, daerator, boiler feed water pump, pemanas tekanan tinggi, economizer, dan akhirnya menuju boiler untuk dipanaskan menjadi uap lagi. Proses ini akan terjadi berulang-ulang.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Untuk mengatasi permasalahan penanganan limbah operasional Industri perlu pengembangan teknologi dengan melakukan pengembangan teknologi yang baru ditemukan atau teknologi yang sudah ada maka akan mempunyai dampak positif dalam melakukan penanganan limbah industri. Dengan memanfaatkan limbah emisi gas buang dari hasil operasional pembakaran gas tersebut  dapat menghasilkan energi listrik yang begitu besar dengan memanfaatkan panas menjadi energi listrik dengan menggunakan teknologi Waste Heat Recovery Power Generation 
Waste Heat Recovery Power Generation adalah teknologi pemanfaatan gas buang pembuatan klinker yang diubah menjadi tenaga listrik. Dimana gas buang tersebut masih memiliki energi yang cukup untuk dijadikan sebagai sumber panas 2 (Waste Heat Recovery Boiler) mengkonversi air menjadi uap bertekanan, dimana uap bertekanan (steam) tersebut digunakan untuk menggerakan turbin yang dicoupling dengan generator. Proses pemanasan air menjadi uap yang bertekanan (steam) menggunakan dua buah boiler, yaitu AQC (Air Quicking Cooling) Boiler dan SP (Super Preheater) Boiler. Pemanasan di AQC Boiler menggunakan gas hasil dari pendinginan klinker (bahan baku semen), sedangkan di SP Boiler menggunakan limbah gas dari preheater. Selanjutnya steam yang terbentuk di teruskan ke turbin untuk memutar turbin. Perputaran turbin ini dilanjutkan menuju generator dan menghasilkan energi listrik
operasional alat ini tidak menggunakan bahan bakar fosil maupun minyak bumi melainkan dengan menggunakan limbah dari emisi gas buang yang dihasilkan oleh operasonal pabrik industri semen. Umtuk menghasilkan energi listrik yang lebih besar perlu peningkatan kapasitas dari masing-masing alat yang di gunakan. Dengan pengembangan teknologi ini usaha industri mampu mengurangi biaya operasional perusahan dan mempunyai dampak yang positif untuk lingkungan dengan berkurangnya pengaruh pemanasan global di Dunia.
 5.2 Saran
 Saran untuk pemanfaatan gas buang sebagai energi alternatif yang ramah lingkungan yaitu perlu melibatkan pemerintah dan masyarakat untuk ikut serta dalam menanggulangi pemanasan global. Peran pemerintah dalam pengembangan teknologi yaitu membiaya dan mendukung pengembangan energi yang menjadi inovasi anak bangsa indonesia. Dengan dukungan pemerintah 2030 Indonesia akan menjadi negara maju di dunia. Sedangkan peran masyarakat adalah mendukung pembangunan untuk jangka panjang.

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Nurdin, budi. 2015.”Perhitungan Effisiensi Siklus Operasi Pada Sistem Waste Heat  
 Recovery Power Generator (WHRPG)”. Politeknik Bandung.
[2]. Ali Amiri. 2015. Waste Heat Recovery Power Regeneration Systems For Cement 
Production Process. North Dakota State University
[3]. Maiza, Deli. 2016. “Studi Sistem Operasi dan Efisiensi Waste Heat Recovery Power 
Generation (WHRPG) Indarung V PT. Seman Padang”. Jurusan teknik elektro 
Universitas Andalas

No comments:

Post a Comment