ABSTRAK
PEMANFAATAN GAS
BUANG HASIL PEMBAKARAN DARI
OPERASIONAL
PABRIK PENGOLAHAN
INDUSTRI SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF YANG
RAMAH
Oleh
1. I Wayan
Sudarmaja (Nim. 112160012)
2. Muhamad
Nazar Gasnawi (Nim. 112160025)
3. Rauli
Srimaya Purba (Nim. 122160006)
UPN’’ VETERAN YOGYAKARTA
Penulisan karya ini bertujuan
untuk memaparkan pemanfaatan Gas buang hasil pembakaran operasional pabrik
pengolahan industri sebagai energi alternatif yang ramah lingkungan. Adapun
yang menjadi latar belakang penulisan ini seperti kita ketahui Indonesia
merupakan negara yang banyak akan industri dimana dari pengolahan industri
tersebut akan menghasilkan permasalahan
penanganan limbah cair, padat, maupun gas dan itu dapat menyebabkan rusaknya
lingkungan seperti pecemaran air, tanah dan polusi udara yang dapat
membahayakan pemanasan global. Polusi udara banyak di akibatkan dari banyaknya
pabrik pegolahan industri yang kurang memperhatikan kesehatan lingkungan. Maka dari itu perlu kita melakukan
perbaikan penanganan limbah gas buang
yang di hasilkan dari operasional pabrik pengolahan.
Dengan demikian Gas buang yang
dihasilkan dari hasil pembakaran ini mempunyai potensi untuk dikembangkan
menjadi energi alternatif sebagai pengganti Batubara dan BBM. Pengembangan bisa dilakukan dengan teknologi
yang mampu menyerap gas buang dan diolah dalam suatu alat yang bernama ‘’Waste Heat Recovery Power Generation’’
dengan memanfaatkan energi panas yang dihasilkan dari pembakaran, alat ini mampu mengurangi Emisi CO2 sebesar
120.000 ton pertahun,
Gas buang hasil pembakaran
operasional pengolahan semuanya dapat di olah dengan alat ini dengan cara
mengubah energi panas menjadi energi listrik. Dengan alat ini kita mampu
menghasilkan sebuah energi alternatif yang dapat dimanfaatkan sebagai
pembangkit listrik. Dalam operasionalnya tidak menggunakan batu bara atau BBM,
namun menggunakan panas dari gas buang operasional pabrik, sehingga ramah lingkungan. Tugas kita hanya menjaga
pipa-pipa pengaliran limbah tersebut agar tidak bocor sehingga tidak
menimbulkan resiko yang berbahaya. Dengan ini perusahan industri mampu
mengurangi biaya operasional, sekaligus berkontribusi dalam mengurangi emisi CO2
sebagai penyumbang gas rumah kaca yang cukup besar, selain dari itu dapat
meningkat kesejahteraan rakyat yang ada
di sekitar pabrik pengolahan industri. Dengan ini kita mampu menumbuhkan
perkembangan energi alternatif yang ada di indonesia.
Kata kunci : Pengembangan energi alternatif, Lingkungan,
Limbah, Gas buang hasil pembakaran,
Waste Heat Recovery Power Generation.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Energi merupakan kebutuhan pokok
bagi penunjang hidup manusia. Khususnya energi listrik kebutuhan energi listrik
di indonesia masih kurang karena masih dibeberapa daerah di indonesia belum di
aliri energi listrik sehingga mempunyai pengaruh terhendap kesenjangan
sosial,ekonomi, dan politik. Selama ini energi masih mengandal energi yang
tidak dapat diperbarui (renewable) misalnya minyak bumi, gas alam, dan batu bara
sebagai penyangga utama kebutuhan energi. Namun pada kenyataan kebutuhan minyak
bumi, gas alam dan batu bara semakin langka dan mahal harganya, sehingga
pencarian energi alternatif terus dikembangkan guna memenuhi kebutuhan energi
dalam jangka panjang. Energi alternatif adalah solusi terbaik untuk
meningkatkan peran energi terbarukan dalam rangka menjamin keamanan pasokan
energi untuk memenuhi energi nasional yang semakin meningkat. Sedangkan
pemanfaatan sumber Energi terbarukan (renewable)
yang dapat dimanfaatkan antara lain panas bumi, matahari, air, angin, biomassa,
dan biogas masih sangat minim sehingga perlu ditingkat pemanfaatan sumber
energi terbarukan (renewable) secara
berkelanjuta, mengingat potensi yang
ada di negara Indonesia begitu banyak.
seperti kita
ketahui Indonesia merupakan negara yang banyak akan industri dimana dari
pengolahan industri tersebut akan menghasilkan permasalahan penanganan limbah
cair, padat, maupun gas dan itu dapat menyebabkan rusaknya lingkungan seperti
pecemaran air, tanah dan polusi udara yang dapat membahayakan pemanasan global.
Polusi udara banyak di akibatkan dari banyaknya pabrik pegolahan industri yang
kurang memperhatikan kesehatan lingkungan. Maka dari itu perlu kita melakukan
perbaikan penanganan limbah gas buang
yang di hasilkan dari operasional pabrik pengolahan industri semen.
1.2. Rumusan masalah
a.
Bagaimana cara untuk memanfaatkan Gas buang hasil
pembakaran operasional pabrik pengolahan industri semen menjadi energi alternatif yang ramah lingkungan?
b.
Bagaimana cara Operasional WHPRG ?
1.3. Tujuan penulisan
a.
Mengetahui cara untuk memanfaatkan gas buang hasil
pembakaran industri menjadi energi yang ramah lingkungan
b.
Mengetahui bagaiman operasional WHRPG
1.4. Manfaat Penulisan
a.
Mengembangkan wawasan penulis maupun pembaca mengenai
pemanfaatan gas buang hasil pembakaran operasioanal pabrik menjadi energi
alternatif yang ramah lingkungan.
b.
Agar masyarakat sadar bahwa industri pengolahan
pertambangan tidak merusak lingkungan
BAB II
TINJAUAN PUSATKA
2.1. Pengertian gas buang
Emisi gas
buang adalah sisa hasil pembakaran bahan bakar didalam mesin pengolahan
operasional pabrik.
a.
Komposisi gas buang
Sisa hasil pembakaran berupa air
(H2O), gas CO atau disebut juga karbon monooksida yang beracun, CO2 atau
disebut juga karbon dioksida yang merupakan gas rumahkaca, NOx senyawa nitrogen
oksida, HC berupa senyawa Hidrat arang sebagai akibat ketidak sempurnaan proses
pembakaran serta partikel lepas.
b.
Faktor emisi
Apabila sejumlah tertentu bahan
bakar dibakar, maka akan keluar sejumlah tertentu gas hasil pembakarannya.
Sebagai contoh misalnya batu bara yang umumnya. ditulis dalam rumus kimianya
sebagai C (karbon), jika dibakar sempurna dengan O2 (oksigen) akan
dihasilkan CO2 (karbon dioksida). Namun pada kenyataannya tidaklah
demikian.
c.
Pengolahan limbah industri- limbah gas
Ternyata untuk setiap batubara
yang dibakar dihasilkan pula produk lain selain CO2, yaitu CO
(karbon monoksida), HCHO (aldehid), CH4 (metana), NO2 (nitrogen
dioksida), SO2 (sulfur dioksida) maupun Abu. Produk hasil pembakaran
selain CO2 tersebut, umumnya disebut sebagai polutan (zat pencemar).
Faktor emisi disini didefinisikan sebagai sejumlah berat tertentu polutan yang
dihasilkan oleh terbakarnya sejumlah bahan bakar selama kurun waktu tertentu.
Dari definisi ini dapat diketahui bahwa jika faktor emisi sesuatu polutan
diketahui, maka banyaknya polutan yang lolos dari proses pembakarannya dapat
diketahui jumlahnya persatuan waktu.
d.
Sebaran polutan
Polutan yang diemisikan dari
sistem akan tersebar ke atmosfer. Konsentrasi polutan di udara sebagai hasil
sebaran polutan dari sumber emisi dapatdiperkirakan dengan berbagai pendekatan,
diantaranya adalah dengan model kotakhitam (black box model), model distribusi
normal Gaussian (Gaussian Model), dan model lainnya.
e.
Plume rise (kenaikan kepulan asap)
Gerakan ke atas dari kepulan gas dari
ketinggian cerobong (stack), hingga asap mengalir secara horisontal dikenal
sebagai “plume rise” atau kenaikan kepulan asap. Kenaikan ini disebabkan adanya
momentum akibat kecepatan vertikal gas maupun perbedaan suhu “flue gas” dengan
udara ambien. Karena adanya plume rise ini, tinggi stack secara fisik tidak dapat
digunakan pada persamaan Gauss. Sebagai gantinya, tinggi stack perlu ditambah
dengan tinggi kenaikan kepulan asapsehingga dikenal adanya tinggi stack
efektif.
2.2. Pengertian waste heat recovery power generation
Gambar 2.1. Proses aliran pengolahan gas buang
Pembangkit Listrik Waste Heat Recovery Power Generation adalah pembangkit listrik yang memanfaatkan energi panas dari uap (steam) untuk memutar turbin sehingga dapat digunakan untuk membangkitkan energi listrik melalui generator. Cara kerja alat ini hampir sama dengan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), tetapi bahan bakar yang digunakan untuk mengoperasikan PLTU adalah batu bara dan minyak bumi sedangkan Waste Heat Recovery Power Generation menggunakan panas dari gas buang hasil pembakaran.
Proses aliran
Gambar 2.2 Rancangan susunan alat Waste Heat Recovery Power Generation
Sumber ( PT. Semen
Indonesia,2016)
•
Boiler (SP Boiler & AQC Boiler)
Boiler berfungsi untuk mengubah air (feed water) menjadi
uap panas lanjut (superheated steam) yang akan digunakan untuk memutar turbin
,dengan cara memanfaatkan panas dari gas buang Peran utama boiler AQC:
(1) produksi
steam super panas, untuk turbin uap untuk menghasilkan listrik
(2) suplai
air untuk tungku SP Boiler.
•
Turbin, kapasitas 30 MW
Steam turbine (turbin uap) yang berfungsi untuk memutar
generator, terdiri dari HP (high-pressure)
turbine, IP (intermediate-pressure) turbine dan LP (low-pressure) turbine.
•
Generator 30 MW
sebuah alat yang mengubah energi
mekanik (gerak) menjadi energi listrik (arus tegangan).
•
Condenser
berfungsi untuk mengkondensasi uap air yang berasal dari
turbin uap sehingga berubah fase menjadi cair kembali. Kondesor menjadi salah
satu komponen yang paling penting pada water-steam cycle karena pada alat ini
terjadi perpindahan panas (panas laten) yang masih terkandung di dalam uap air
menuju media pendingin seperti air laut atau air dari cooling tower.
•
Cooling tower & Pompa tower merupakan bagian
dari utilitas yang banyak digunakan. Dimana cooling tower memproses air yang
panas menjadi air dingin yang digunakan kembali dan bisa dirotasikan. Cooling
tower juga salah satu alat yang berfungsi mengolah air untuk mengatasi masalah
polusi lingkungan, sedangkan pompa digunakan untuk memompa air umpan ke dalam
boiler steam. Air dapat disediakan baru atau kembali kondensat yang dihasilkan
sebagai hasil dari kondensasi uap yang dihasilkan oleh boiler.
•
Flasher
Memisahkan fluida kerja antara uap dengan cair, produk uap
dialirkan ke turbin pada low pressure
sedangkan yang cair dikembalikan ke Boiler A
(economizer).
•
Demineralizer
Berfungsi untuk menghilangkan kadar mineral (ion) yang
terkadung dalam air tawar. Air sebagai fluida kerja Waste Heat Recovery Power Generation harus bebas dari mineral, karena jika air
masih mengandung mineral berarti konduktivitasnya masih tinggi sehingga dapat
menyebabkan terjadinya GGL (gaya gerak listrik) induksi pada saat air tersebut
melewati jalur perpipaan di dalam Waste
Heat Recovery Power Generation. Hal ini dapat menimbulkan korosi pada
peralatan Waste Heat Recovery Power
Generation.
•
Dust settling chamber sistem
yang digunakan untuk meningkatkan kualitas udara yang dikeluarkan dari proses
industri dan komersial dengan mengumpulkan debu dan kotoran lainnya dari udara
atau gas. Dirancang untuk menangani beban debu bervolume tinggi, sistem
pengumpul debu terdiri dari blower, filter debu, sistem pembersihan filter, dan
wadah debu atau sistem penghapus debu. Ini dibedakan dari pembersih udara, yang
menggunakan filter untuk menghilangkan
debu.
•
Alat transport, Ducting & Piping
Fungsi pipa ducting adalah
sepagai jalur perpindahan polusi udara yang keluar dari ruang produksi.
•
Make-up water : dengan kapasitas tertentu
Pada boiler dikenal adanya close
loop system. Dalam close loop system berarti
menjadi uap akan di kondensasikan untuk digunakan kembali sebagai bahan
baku uap. Dengan menggunakan air yang sama, maka akan mengurangi biaya operasi.
Dalam proses ini tetap diperlukan air penambah (make-up water) dengan jumlah
sesuai dengan water losses yang terjadi selama siklus air.
Pada Waste Heat Recovery Power
Generation, bagian yang mengatur penggunaan kembali air pengisi boiler ini
adalah condensate system. Condenser merupakan bagian utama dari condensate
system. Pada condenser ini uap akan dikondensasikan menjadi air, dimana air ini
akan digunakan lagi sebagai feedwater.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu
Penelitian
Penelitian dilakukan di kantor
pusat PT SEMEN INDONESIA, pada tanggal 8 Maret 2018.
3.2. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang
digunakan dalam penulisan ini adalah penulisan deskriptif kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orangdan perilaku
yang dapat diamati. (Bogdan dan Taylor, 1990).
3.3. Metode penulisan
Penelitian dengan judul
“PEMANFAATAN GAS BUANG HASIL PEMBAKARAN
DARI OPERASIONAL PABRIK PENGOLAHAN
INDUSTRI SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF YANG
RAMAH LINGKUNGAN’’ adalah karya tulis ilmiah yang menerapkan metode pengambilan
data dengan studi literatur (library research) dari buku-buku
literatur tentang Energi Baru dan Terbarukan, dan dari web-web resmi Energi
Baru dan terbarukan, manfaat gas buang sebagai energi alternatif, jurnal
efisiesi Waste Heat Recovery Power
Generator, dan berita mengenai PT. SEMEN INDONESIA. Metode penelitian ini
adalah Penelitian Deskriptif , yang bertujuan nuntuk membuat deskripsi secara
sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi atau daerah
tertentu.
Selain dari itu pengambilan data
dalam karya ilmiah ini adalah dengan melakukan wawancara langsung dengan
menager perusahan PT. SEMEN INDONESIA mengenai penanganan limbah gas buang yang
dihasilkan oleh operasional pabrik pengolahan tersebut, di mana penangan limbah
gas buang dan bahan limpah cair lainya di olah menjadi energi listrik yang
dapat dimanfaatkan oleh perusahan dan masyarakat sekitar perusahan. Pengambilan
data yang kedua menggunakan observasi, merupakan salah satu alat penting untuk
pengumpulan data dalam penelitian kualitatif. Pengamatan tersebut didasarkan
pada tujuan riset dan pernyataan riset. Berdasarkan pada dua bentuk
keterlibatan, yaitu partisipasi dan pengamatan secara langsung maupun tidak
langsung, dan kebetulan pada saat itu saya melakukan kuliah lapangan dan
sekalian data tersebut kami jadikan tulisan ilmiah.
Data yang didapat dalam
penelitian ini meliputi :
a.
Lokasi perusahan Tuban, Jawa Timur
b.
Bahan Bakar yang digunakan oleh pabrik semen untuk
memanaskan semen adalah batu bara
c.
Jumlah Emisi yang di dapat ditangani sekitar 20.000
ton/tahun
d.
Limbah yang didapat di manfaatkan sebagai energi panas
dari hasil pembakaran berasal dari
pemanasan klinker dan gas buang dari pabrik tersebut
e.
Alat yang digunakan adalah Waste Heat Recovery Power
Generation
f.
Kapasitas Energi yang dihasilkan sekitar 30 MW
g.
Boiler yang digunankan yaitu
1.
SP Boiler
2.
AQC Boiler
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Bagaimana cara pemanfaatan gas buang
1. Identifikasi
Masalah
Seperti kita
ketahui bidang industri membawa dampak negatif dan positif bagi perkembangan
sebuah negara. Pengaruh pertumbuhan sebuah negara di pengaruhi oleh
perkembangan industri di negara tersebut. Indonesia saat ini menjadi negara
berkembang karena di ikuti oleh pengaruhi
pertumbuhan industri yang sangat pesat. Dengan perkembang tersebut para
perusahan bersaing untuk menjadi perusahan yang lebih baik dan mempunyai
kualitas bersaing, mulai dari produk yang dihasilkan, cara pemberdayaan
masyarakat, dan cara penanganan limbah yang dihasilkan oleh pabik perusahan,
limbah yang dihasilkan oleh operasional pabrik memberikan dampak negatif dan
positif, contohnya dampak negatifnya menyebabkan pencemaran tanah, air,udara,
dan lingkungan hidup sekitar perusahan dan dampak positifnya memberikan sumber
energi terhendap perusahan. Contoh jenis limbah yang dihasilkan oleh
operasional pengolahan adalah limbah,
padat, cair, dan gas. Contoh limbah gas adalah gas buang yang dihasilkan dalam
peroses pengolahan yang berupa emisi CO2 dan gas lainya. Limbah ini
dapat menyebabkan polusi udara dan berpengaruh pada pemanasan global. Pemanasan
global adalah kenaikan suhu permukaan bumi yan disebabkan oleh peningkatan
keluaran (emisi) gas rumah kaca, seperti; karbondioksida, metana, dinitro
oksida, hidrofluorokarbon, perfluorokarbon, dan sulfur heksafluorida di
atmosfer.Industri semen adalah salah satu industri penhasil limbah gas. Bahan
pencemar industri semen berasal dari hasil pembakaran operasional pengolahan.
Bahan pencemar mengandung unsur/bahan kimia yang berbahaya seperti Sisa hasil
pembakaran berupa air (H2O), gas CO atau disebut juga karbon monooksida yang
beracun, CO2 atau disebut juga karbon dioksida yang merupakan gas rumahkaca,
NOx senyawa nitrogen oksida, HC berupa senyawa Hidrat arang sebagai akibat
ketidak sempurnaan proses pembakaran serta partikel lepas. Sehingga permaslahan
limbah merupakan permasalahan yang berat untuk ditangani dan biaya yang cukup
mahal.
Permasalahan
dunia saat ini adalah bagaimana cara mengurangi emisi gas buang dari hasil
pembekaran. Beberapa cara telah dilakukan dalam penanganan limbah
gas yang menyebabkan pencemaran udara. Yang sering kita dengar adalah menanam
pohon, mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, hingga penerapan hari Eart Day
dimana negara di seluruh dunia memperingatinya. Hari Bumi merupakan kampanye
untuk mengajak orang peduli terhadap lingkungan hidup. Gerakan untuk
meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap planet yang ditinggali manusia
ini yaitu bumi. Hari Bumi telah menjadi sebuah gerakan global yang mendunia
hingga kini. Pelaksanaannya di seluruh dunia dikordinasi oleh Earth Day
Network’s, sebuah organisasi nirlaba beraggotakan berbagai LSM di seluruh
dunia. Dengan cara ini belum begitu mempunyai
pengaruh besar dalam menguragi emisi gas buang.
2. Analisis
Masalah
Selama ini informasi mengenai
penanganan limbah Industri biasanya sudah di ketahui oleh masyarakat, sehingga
masyarakat di wajibkan untuk peduli terhadap lingkungan. Tetapi dalam industri
di Indonesia masih ada beberapa industri yang tidak peduli dengan kesehatan
lingkungan.. Sebenarnya di lihat dari informasi media banyak cara yang bisa
dilakukan untuk mengurangi emisi gas hasil pembakaran mulai dari menanam pohon,
menggunakan alat Wet Scrubber, Cyclon,
Thermo Electric, Waste Heat Recovery
Power Generation dan lain-lain. Dari penggunaan fasilitas layanan informasi
tersebut masih banyak hal yang dapat dikembangkan oleh Perusahan salah satunya adalah teknologi pembangkit
listrik Waste Heat Recovery Power
Generation. Pengelolaan Waste Heat
Recovery Power Generation selama ini
dilakukan oleh beberapa perusahan dengan kapasitas listrik sekitar 8,5 MW oleh masing-masing
pengelola sesuai informasi yang ingin mereka sampaikan. Bagi pemerintah dan
perusahan pemanfaatan Waste Heat Recovery
Power Generation perlu dikembang kaspasitasnya. Dengan cara menaikan
kapasitas alat Waste Heat Recovery Power
Generation.
4.
Prinsip kerja alat Waste Heat Recovery Power Generation
Waste Heat Recovery Power Generation adalah teknologi pemanfaatan
gas buang pembuatan klinker yang diubah menjadi tenaga listrik. Proses
pemanasan air menjadi uap yang bertekanan (steam) menggunakan dua buah boiler,
yaitu AQC (Air Quicking Cooling) Boiler dan SP (Super Preheater) Boiler.
Pemanasan di AQC Boiler menggunakan gas hasil dari pendinginan klinker (bahan
baku semen), sedangkan di SP Boiler menggunakan limbah gas dari preheater.
Selanjutnya steam yang terbentuk di teruskan ke turbin untuk memutar turbin.
Perputaran turbin ini dilanjutkan menuju generator dan menghasilkan energi
listrik
Prinsip kerja Waste Heat Recovery Power Generation
adalah dengan menggunakan siklus air-uap-air yang merupakan suatu sistem
tertutup air dari kondensat atau air dari hasil proses pengondensasian di
kondensor dan air make up water (air yang dimurnikan) dipompa oleh condensat
pump ke pemanas tekanan rendah. Disini air dipanasi kemudian dimasukkan oleh
daerator untuk menghilangkan oksigen, kemudian air ini dipompa oleh boiler feed
water pump masuk ke economizer. Dari economizer yang selanjutnya dialirkan ke
pipa untuk dipanaskan pada tube boiler. Pada tube, air dipanasi berbentuk uap
air. Uap air ini dikumpulkan kembali pada steam drum, kemudian dipanaskan lebih
lanjut pada superheater sudah berubah menjadi uap kering yang mempunyai tekanan
dan temperatur tinggi, dan selanjutnya uap ini digunakan untuk
menggerakkan turbin tekanan tinggi,.
Hasil dari putaran poros turbin kemudian memutar poros generator yang
dihubungkan dengan coupling, dari putaran ini dihasilkan energi listrik. Energi
listrik yang dihasilkan dari generator disalurkan dan didistribusikan lebih
lanjut ke pelanggan. Uap bebas dari turbin selanjutnya dikondensasikan dari
kondensor dan bersama air dari make up water pump dipompa lagi oleh pompa
kondensat masuk ke pemanas tekanan rendah, daerator, boiler feed water pump,
pemanas tekanan tinggi, economizer, dan akhirnya menuju boiler untuk dipanaskan
menjadi uap lagi. Proses ini akan terjadi berulang-ulang.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Untuk mengatasi permasalahan
penanganan limbah operasional Industri perlu pengembangan teknologi dengan
melakukan pengembangan teknologi yang baru ditemukan atau teknologi yang sudah
ada maka akan mempunyai dampak positif dalam melakukan penanganan limbah
industri. Dengan memanfaatkan limbah emisi gas buang dari hasil operasional
pembakaran gas tersebut dapat
menghasilkan energi listrik yang begitu besar dengan memanfaatkan panas menjadi
energi listrik dengan menggunakan teknologi Waste
Heat Recovery Power Generation
Waste Heat Recovery Power Generation adalah teknologi pemanfaatan
gas buang pembuatan klinker yang diubah menjadi tenaga listrik. Dimana gas
buang tersebut masih memiliki energi yang cukup untuk dijadikan sebagai sumber
panas 2 (Waste Heat Recovery Boiler) mengkonversi air menjadi uap bertekanan,
dimana uap bertekanan (steam) tersebut digunakan untuk menggerakan turbin yang
dicoupling dengan generator. Proses pemanasan air menjadi uap yang bertekanan
(steam) menggunakan dua buah boiler, yaitu AQC (Air Quicking Cooling) Boiler
dan SP (Super Preheater) Boiler. Pemanasan di AQC Boiler menggunakan gas hasil
dari pendinginan klinker (bahan baku semen), sedangkan di SP Boiler menggunakan
limbah gas dari preheater. Selanjutnya steam yang terbentuk di teruskan ke
turbin untuk memutar turbin. Perputaran turbin ini dilanjutkan menuju generator
dan menghasilkan energi listrik
operasional alat ini tidak
menggunakan bahan bakar fosil maupun minyak bumi melainkan dengan menggunakan
limbah dari emisi gas buang yang dihasilkan oleh operasonal pabrik industri
semen. Umtuk menghasilkan energi listrik yang lebih besar perlu peningkatan
kapasitas dari masing-masing alat yang di gunakan. Dengan pengembangan
teknologi ini usaha industri mampu mengurangi biaya operasional perusahan dan
mempunyai dampak yang positif untuk lingkungan dengan berkurangnya pengaruh
pemanasan global di Dunia.
5.2 Saran
Saran untuk
pemanfaatan gas buang sebagai energi alternatif yang ramah lingkungan yaitu
perlu melibatkan pemerintah dan masyarakat untuk ikut serta dalam menanggulangi
pemanasan global. Peran pemerintah dalam pengembangan teknologi yaitu membiaya
dan mendukung pengembangan energi yang menjadi inovasi anak bangsa indonesia.
Dengan dukungan pemerintah 2030 Indonesia akan menjadi negara maju di dunia.
Sedangkan peran masyarakat adalah mendukung pembangunan untuk jangka panjang.
DAFTAR PUSTAKA
[1].
Nurdin, budi. 2015.”Perhitungan
Effisiensi Siklus Operasi Pada Sistem Waste Heat
Recovery Power Generator (WHRPG)”.
Politeknik Bandung.
[2].
Ali Amiri. 2015. Waste Heat Recovery
Power Regeneration Systems For Cement
Production Process. North Dakota State University
[3].
Maiza, Deli. 2016. “Studi Sistem Operasi
dan Efisiensi Waste Heat Recovery Power
Generation (WHRPG)
Indarung V PT. Seman Padang”. Jurusan teknik elektro
Universitas Andalas
No comments:
Post a Comment